The Prosperous Man

 


AMANATAGUNG.COM -
The prosperous man pasti akan di kaitkan dengan sebuah iman dan sebuah ketaatan bagi para pengikut Kristus. Kehidupan iman sebagai seorang pengikut Kristus terkadang ikut mengalami pasang surut, demikian juga dengan Ishak yang beriman, tapi terkadang ia dapat juga dikuasai oleh keragu-raguan. 

Dalam perantauannya Ishak pernah mengalami masa kelaparan seperti yang pernah dialami Abraham, ayahnya. Namun Ishak sangat taat kepada Tuhan untuk menetap di tanah Kanaan, di kota orang Filistin di Gerar. Di sini terlihat bahwa Ishak beriman sehingga ia menaati Tuhan. Iman dan ketaatan mesti berjalan bersama-sama.

“Maka timbullah kelaparan di negeri itu. Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin. Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: ‘Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu’” (Kejadian 26:1-2).


Akan tetapi ada saatnya Ishak menunjukkan ketiadaan iman, yaitu pada saat ia merasa tidak yakin bahwa Allah dapat menyelamatkan dirinya dari tangan Abimelekh, raja orang Filistin. Di situlah titik lemah Ishak, yaitu keragu-raguan akan pemeliharaan Tuhan: 

“Jangan-jangan aku dibunuh oleh penduduk tempat ini karena Ribka” (Kejadian 26:7). 

Tapi puji Tuhan, Ishak diberi kekuatan untuk menjalankan perintah Tuhan dengan jalan melakukan tindakan iman yang luar biasa. Tindakan apa yang Ishak lakukan untuk menggenapi janji Tuhan tentang pemeliharaan? Ishak menabur dan menggali sumur.

“Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya” (Kejadian 26:12-13).


Tuhan Allah akhirnya memberkati Ishak secara luar biasa dan ia pun mendapat hasil panen seratus kali lipat. Dari sini maka otomatis Ishak akhirnya menjadi sangat kaya. Dari hal ini maka nama Ishak sendiri berarti "The Prosperous Man" yang artinya diberkati meski dalam keadaan apa pun, dengan siapa pun.

“Kemudian Ishak menggali kembali sumur-sumur yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, dan yang telah ditutup oleh orang Filistin sesudah Abraham mati; disebutkannyalah nama sumur-sumur itu menurut nama-nama yang telah diberikan oleh ayahnya. Ketika hamba-hamba Ishak menggali di lembah itu, mereka mendapati di situ mata air yang berbual-bual airnya. Lalu bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak. Kata mereka: ‘Air ini kepunyaan kami.’ Dan Ishak menamai sumur itu Esek, karena mereka bertengkar dengan dia di sana. Kemudian mereka menggali sumur lain, dan mereka bertengkar juga tentang itu. Maka Ishak menamai sumur itu Sitna. Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi, tetapi tentang sumur ini mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya Rehobot, dan ia berkata: ‘Sekarang TUHAN telah memberikan kelonggaran kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini’” (Kej. 26:18-22). Arti dari kata Sitna adalah sebuah permusuhan. Ishak memilih perdamaian.

“Pada hari itu datanglah hamba-hamba Ishak memberitahukan kepadanya tentang sumur yang telah digali mereka, serta berkata kepadanya: ‘Kami telah mendapat air.’ Lalu dinamainyalah sumur itu Syeba. Sebab itu nama kota itu adalah Bersyeba, sampai sekarang” (Kej. 26:32-33). Arti dari kata Syeba adalah tujuh, yaitu angka kesempurnaan.

Pada saat Ishak menggali sumur-sumur yang menghasilkan air yang berbual-bual, ini merupakan konfirmasi atas penyertaan Tuhan mengenai berkat-berkat yang dilimpahkan kepadanya. Janji Allah kepada kita tentang pemeliharaan & berkat akan terwujud jika kita memiliki iman & bertindak seperti yang Tuhan perintahkan. 

Menabur dan menggali merupakan tindakan iman yang harus kita lakukan untuk pengenapan janji-janji Allah. Jika Allah sanggup memelihara Ishak dari kelaparan dan perlindungan dari ancaman Abimelekh, maka Allah yang sama, yaitu Tuhan Yesus sanggup melakukan kepada kita. Tetap percayalah pada Tuhan Yesus dan lakukan firman-Nya, maka kita akan menerima semua berkat yang disediakan untuk kita.

Milikilah Iman dan Ketaatan seperti Ishak supaya :

  1. Belajar hidup dari janji-janji Allah
  2. Punya hubungan pribadi dengan Allah
  3. Memiliki ketaatan yang bersumber pada iman
  4. Berusaha menyamai iman & ketaatan Abraham
  5. Berkat (kekayaan) diberikan sebagai upah kesetiaan

“Tetapi seperti ada tertulis: ‘Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia’” (1 Korintus 2:9).

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال